Tinjauan Kriminologis Yuridis Tindak Pidana Penganiayaan Dengan Modus Pesugihan.

Sayeed, AL and K. Milono, Yennie and Wijaya, Mustika Mega (2022) Tinjauan Kriminologis Yuridis Tindak Pidana Penganiayaan Dengan Modus Pesugihan. Skripsi thesis, Universitas Pakuan.

[img] Text
Cover.pdf

Download (46kB)
[img] Text
Lembar Pengesahan.pdf

Download (98kB)

Abstract

Eksistensi ilmu hitam masih sering dijumpai di Indonesia, karena pada masyarakat khususnya di daerah pedalaman masih sering melakukan ritualritual adat yang menjadi budaya keturunan nenek moyang mereka yang terkadang menimbulkan suatu tindak pidana. Salah satu bentuk kejahatan yang sedang ramai dibicarakan di masyarakat ialah kasus mata seorang anak yang dicungkil oleh orang tua sendiri sebagai bentuk ritual pesugihan, di Gowa, Sulawesi Selatan. Dari kasus seorang anak yang dijadikan tumbal pesugihan peneliti membahas permasalahan mengenai bagaimana ancaman terhadap tindak pidana penganiayaan dengan modus pesugihan dan bagaimana pembuktian kasus tersebut sesuai dengan Undang-undang No. 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Teori Penegakan Hukum, Teori Hukum Pidana dan Teori Anomie. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah normatif yang didukung empiris, sifat penelitian dalam penulisan hukum ini adalah deskriptif analitis, metode pendekatan yang digunakan adalah pendekatan undang-undang (statute approach), pendekatan kasus (case approach) dan pendekatan konseptual (conceptual approach). Hasil penelitian menunjukan pesugihan tidak dapat dijadikan sebagai unsur pemberat hukuman, pesugihan hanya dianggap sebagai modus atau sebab dalam melakukan tindak pidana, pelaku penganiayaan dengan modus pesugihan akan dikenakan Pasal 355 ayat (1) KUHP atau Pasal 355 ayat (2) KUHP bila mengakibatkan korban meninggal dunia. Unsur pesugihan tidak dapat menjadi alat bukti dalam kasus penganiayaan, di karenakan Pasal 184 KUHAP sudah mengatur tentang apa saja yang dapat dijadikan bukti dalam persidangan, sedangkan pesugihan yang didasari oleh hal yang tak kasat mata atau mahluk ghaib tidak dapat dijadikan sebagai bukti, akan tetapi alat bukti yang diatur dalam KUHAP bisa di maksimalkan untuk menyelsaikan dan membertantas kasus serupa. Keyakinan masyarakat pedalaman yang masih percaya akan hal-hal mistis sebenarnya terjadi karena terlambatnya moderninasi di lingkungan sekitar sehingga masih ada kejadian berbau mistis yang berujung tindak pidana yang memakan korban. Oleh karena itu pemerintah harus melakukan pemerataan dalam melakuan modernisasi di masyarakat. Hakim perlu menjatuhkan hukuman yang lebih tegas agar tak terjadi kasus serupa dan mencari dalang utama/guru dalam ritual pesugihan dan memberi hukuman kepadanya serta memberikan upaya represif kepada pelaku dengan menjatuhkan hukuman atas tindak pidana yang ia telah lakukan, serta diberikan penyuluhan agar para pelaku sadar bahwa apa yang mereka lakukan hanyalah tipu daya saja.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: Fakultas Hukum > Hukum Pidana > Kriminologi
Fakultas Hukum > Hukum Pidana > Penganiayaan
Divisions: Fakultas Hukum > Ilmu Hukum
Depositing User: PERPUSTAKAAN FAKULTAS HUKUM UNPAK
Date Deposited: 13 Oct 2022 02:37
Last Modified: 13 Oct 2022 02:37
URI: http://eprints.unpak.ac.id/id/eprint/5223

Actions (login required)

View Item View Item