Analisis Mengenai Pembagian Waris Pada Masyarakat Hukum Adat Suku Bajawa Di Kabupaten Ngada Nusa Tenggara Timur

Neto, Viktorianus and Suhermanto, Suhermanto and Lathif, Nazaruddin (2022) Analisis Mengenai Pembagian Waris Pada Masyarakat Hukum Adat Suku Bajawa Di Kabupaten Ngada Nusa Tenggara Timur. Skripsi thesis, Universitas Pakuan.

[img] Text
cover viktorianus.pdf

Download (204kB)
[img] Text
pengesahan viktorianus_1.pdf

Download (259kB)
[img] Text
daftar pusaka viktorianus_1.pdf

Download (481kB)

Abstract

Hukum adat hanya berlaku dalam bidang-bidang tertentu saja. Bidang hukum tertentu yang dimaksud adalah bidang hukum kewarisan. Untuk masalah kewarisan belum ada hukum waris nasional ataupun undang-undang yang mengatur masalah pewarisan bagi seluruh warga negara indonesia. Pembagian waris menurut masyarakat hukum adat suku Bajawa mengenal adanya pembagian waris menurut garis keturunan. Masyarakat hukum adat suku Bajawa tersebut menganut sistem matrilineal yaitu sistem keturunan yang menarik garis keturunan berdasarkan garis keturunan ibu. Hal ini bisa dilihat dari sistem perkawinan yang dimilikinya, dalam hal perkawinan pada status matrilineal laki-laki mengikuti klan wanita tinggal di rumah wanita tetapi tidak menjadi bagian atau suku dari keluarga wanita, namun keturunannya menjadi bagian dari keluarga ibu. Begitupun dalam hal pembagian warisan kedudukan anak perempuan lebih berperan dibandingkan laki-laki. Adapun permasalahan yang penulis angkat mengenai: Pertama bagaimanakah pembagian waris menurut hukum adat suku Bajawa dan kedua permasalahan-permasalahan yang timbul terhadap pembagaian waris serta upaya penyelesaiannya. Sebagai perwujudan sikap saling menghormati dan sikap hidup rukun, maka penyelesaian sengketa warisan dalam masyarakat hukum adat suku Bajawa diupayakan selalu melalui musyawarah secara kekeluargaan. Penyelesaian secara kekeluargaan lebih diutamakan oleh Mosa Laki ataupun melalui peran Kepala Desa untuk menjaga keseimbangan dalam pergaulan hidup bermasyarakat. Penyelesaian secara kekeluargaan juga dimaksudkan untuk menghilangkan rasa dendam akibat persengketaan yang timbul. Penyelesaian secara kekeluargaan dalam kehidupan di desa dipandang sebagai hal yang perlu dan merupakan keharusan untuk menghilangkan rasa dendam antara pihak yang satu dengan pihak yang lain. Semangat kekeluargaan dan kerukunan inilah yang harus tetap dipegang dalam penyelesaian sengketa dengan perantaraan melalui Mosa Laki ataupun Kepala Desa sehingga persaudaraan diharapkan tidak sampai renggang atau terputus dan permasalahan dapat diselesaikan secara damai Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pembagian waris menurut hukum adat masyarakat suku Bajawa di Kabupaten Ngada, propinsi Nusa Tenggara Timur dan juga untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang timbul terhadap pembagian waris yang dilakukan serta upaya penyelasaiannya. Berdasarkan hasil penelitian penulis praktik pembagian waris menurut masyarakat hukum adat suku Bajawa telah telah memberikan rasa keadilan dan rasa nyaman bagi setiap ahli waris sehingga dapat meminimalisir terjadinya perselisihan yang terjadi antara ahli waris dikemudian hari.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: Fakultas Hukum > Hukum > Hukum Adat
Divisions: Fakultas Hukum > Ilmu Hukum
Depositing User: PERPUSTAKAAN FAKULTAS HUKUM UNPAK
Date Deposited: 14 Sep 2023 07:11
Last Modified: 14 Sep 2023 07:11
URI: http://eprints.unpak.ac.id/id/eprint/6901

Actions (login required)

View Item View Item