%0 Thesis %9 Skripsi %A Apriyani, Lilis %A Jatmika, Edi %A Arimuljarto, Nugroho %A Universitas Pakuan, %A Fakultas Ekonomi dan Bisnis, %A Program Studi Manajemen, %B Program Studi Manajemen %D 2021 %F eprintsunpak:2409 %I Universitas Pakuan %P 112 %T Penerapan Capital Asset Pricing Model (CAPM) Sebagai Salah Satu Metode Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Pada Saham Indeks LQ45 Di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020 %U http://eprints.unpak.ac.id/2409/ %X LILIS APRIYANI. 021117142. Penerapan Capital Asset Pricing Model (CAPM) Sebagai Salah Satu Metode Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Pada Saham Indeks LQ45 Di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020. Di bawah bimbingan: Edi Jatmika dan Nugroho Arimuljarto. 2021. Dalam dunia investasi para investor harus mampu melihat peluang investasi yang menjanjikan, sehingga nantinya investasi tersebut dapat menghasilkan return yang maksimal dengan tingkat risiko yang minimal. Saham merupakan sekuritas yang cukup diminati para investor sehingga dari tahun ke tahun jumlah investor saham terus meningkat. Dengan meningkatnya jumlah investor saham maka diperlukan cara untuk membantu investor menentukan pilihan investasi saham. Indeks LQ45 adalah indeks yang terdiri dari 45 saham perusahaan tercatat yang dipilih berdasarkan besarnya likuiditas, fundamental, dan besarnya kapitalisasi pasar. Saham-saham yang masuk ke LQ45 juga akan dilihat investor memiliki nilai lebih, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap saham tersebut. Namun Indeks LQ45 yang memiliki kapitalisasi pasar besar bukan berarti tidak memiliki unsur risiko didalamnya. Sehingga seorang investor harus mempertimbangkan adanya faktor-faktor ketidakpastian (risiko) di masa yang akan datang. Model estimasi yang dapat memperkirakan return suatu sekuritas individu serta menentukan seberapa besar perkiraan risiko yang didapat salah satunya adalah Capital Asset Pricing Model (CAPM). CAPM bertujuan membantu investor dalam melakukan seleksi saham dan meminimalisir investasi yang berisiko. CAPM juga digunakan sebagai dasar dalam keputusan investasi saham melalui penentuan saham yang efisien/undervalued dan saham tidak efisien/overvalued. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata return sebesar 0,0070 atau 0,70%, dengan return terbesar dimiliki oleh saham TKIM dan terendah saham HMSP. Ratarata risiko sistematis (β) sebesar 1,39 yang artinya secara keseluruhan saham-saham LQ45 semester satu 2021 merupakan saham yang agresif. Penelitian ini menghasilkan hubungan yang linier atau searah antara risiko sistematis (β) dengan tingkat pengembalian yang diharapkan atau expected return [E(Rᵢ)]. Pengkategorian saham dengan metode CAPM menghasilkan 17 saham yang termasuk saham undervalued atau Rᵢ>E(Rᵢ) yaitu saham ACES, ADRO, ANTM, BBCA, BBRI, CPIN, INCO, INKP, ITMG, JPFA, MDKA, MEDC, PTBA, TBIG, TKIM, TPIA, dan UNTR dan 27 saham yang termasuk kategori overvalued atau Rᵢ