%0 Thesis %9 Skripsi %A Annisa, Siti Nur %A SATRIANI, IMANI %A Muslim, Muslim %A Universitas Pakuan, %A Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Budaya, %A Ilmu Komunikasi, %B Ilmu Komunikasi %D 2022 %F eprintsunpak:5837 %I Universitas Pakuan %T Representasi Pola Asuh Orang Tua terhadap Edukasi Seksual pada Remaja dalam Film Dua Garis Biru %U http://eprints.unpak.ac.id/5837/ %X Dua Garis Biru merupakan film drama remaja yang mengangkat tema kehamilan remaja dan menceritakan bagaimana remaja yang melakukan seks, lalu mempengaruhi anggota keluarga. Membahas tentang pola asuh orang tua terhadap edukasi seksual pada anak remaja. Film ini merupakan salah satu film garapan Gina S. Noer yang ditulis sesuai dengan realita di kalangan remaja di masyarakat Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola asuh orang tua terhadap edukasi seksual dalam sebuah film drama remaja. Makna tentang edukasi seksual dan pola asuh orang tua dapat di lihat dari beberapa adegan melalui relasi antar tanda dan makna semiotika model Charles Sanders Peirce dengan konsep segitiga makna, yaitu sign, object dan interpretant. Metode ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan analisa semiotika model Charles Sanders Peirce, Dari keseluruhan adegan telah terpilih sepuluh adegan dalam film yang merepresentasikan pola asuh orang tua terhadap edukasi seksual pada remaja. Sepuluh adegan tersebut dianalisis melalui relasi tanda sign, object dan interpretant yang tergambar di setiap adegannya. Terlihat tanda-tanda dan makna yang menggambarkan pola asuh orang tua terhadap edukasi seksual dalam beberapa adegan tersebut yang ternyata sesuai dengan jenis pola asuh orang tua, yaitu otoriter. Hasil dari penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat beberapa adegan termasuk kedalam pola asuh otoriter. Namun dalam film ini dikategorikan un involved yaitu mereka tidak peduli, dalam artian tidak hadir setiap saat, mereka masih memenuhi kebutuhan tapi tidak melihat adanya attachment dan cenderung otoriter tetapi tidak terlalu karena masih bisa dibilang hanya cenderung, karena komunikasinya satu arah dan tidak ada umpan balik.