%0 Thesis %9 Skripsi %A Nur Khasanah, Miftahul %A Virgantari, Fitria %A Erika Faridhan, Yasmin %A Universitas Pakuan, %A Fakultas Matematika dan Ilmu Pnegetahuan Alam, %A Program Studi Matematika, %B Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam %D 2024 %F eprintsunpak:8837 %I Universitas Pakuan %P 24 %T PERBANDINGAN METODE SINGLE LINKAGE DAN AVERAGE LINKAGE DALAM PENGELOMPOKAN PROVINSI DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR KEMISKINAN %U http://eprints.unpak.ac.id/8837/ %X PERBANDINGAN METODE SINGLE LINKAGE DAN AVERAGE LINKAGE DALAM PENGELOMPOKAN PROVINSI DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR KEMISKINAN Miftahul Nur Khasanah 1 , Fitria Virgantari2 , Yasmin Erika Faridhan3 1,2,3Program Studi Matematika, FMIPA, Universitas Pakuan, Indonesia e-mail: miftahmiftah228@gmail.com Abstract: Poverty is one of the most difficult problem to solve. In September 2022, there was an increase in the number of poor people in Indonesia. However, the poverty rate in each province in Indonesia varies. Cluster analysis can be used in grouping areas based on similar characteristics. This study aims to analyze and choose the better method between single linkage and average linkage in clustering 34 provinces in Indonesia based on poverty indicators. The data used in this study is taken from the 2022 BPS data of SUSENAS. The variables used in this study are percentage of the poor population, open unemployment rate, human development index, poverty line, and adjusted per capita expenditure in 34 provinces in Indonesia. The optimal cluster is determined using the elbow method, and the method are compared based on variance ratio values. The optimal number of clusters identified in this study is three, with a variance ratio of 5.27% and 4.63% for the single linkage method and average linkage method, respectively. Hence in this study, average linkage is the better method compared to single linkage. The clustering results from the average linkage method reveal that the cluster with low poverty indicators consists of one province, the cluster with moderate poverty indicators comprises 31 provinces, while two provinces are in the cluster with high poverty indicators. Keywords: poverty, single linkage, average linkage, elbow method, variance ratio Abstrak: Kemiskinan merupakan salah satu masalah yang sulit untuk di selesaikan. Pada September 2022, terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin di Indonesia. Namun demikian, tingkat kemiskinan di setiap provinsi di Indonesia berbeda-beda. Analisis klaster dapat digunakan dalam pengelompokan wilayah berdasarkan kesamaan karakteristiknya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menentukan metode yang lebih baik antara metode single linkage dan average linkage dalam pengelompokan 34 provinsi di Indonesia berdasarkan indikator kemiskinan. Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari SUSENAS BPS tahun 2022. Peubah yang digunakan adalah persentase jumlah penduduk miskin, tingkat pengangguran terbuka, indeks pembangunan manusia, garis kemiskinan dan pengeluaran perkapita disesuaikan dari 34 provinsi di Indonesia. Penentuan klaster yang optimal menggunakan metode elbow dan perbandingan metode didasarkan pada nilai rasio ragam. Banyaknya klaster yang optimal pada penelitian ini yaitu sebanyak tiga klaster, dengan nilai rasio ragam pada metode single linkage sebesar 5,27%, sedangkan nilai rasio ragam pada metode average linkage sebesar 4,63%. Dengan demikian, average linkage menjadi metode yang lebih baik dibandingkan single linkage. Hasil proses pengklasteran pada metode average linkage, yaitu klaster yang memiliki indikator kemiskinan rendah terdiri dari satu provinsi, klaster yang memiliki indikator kemiskinan sedang terdiri dari 31 provinsi, dan dua provinsi berada pada klaster dengan indikator kemiskinan tinggi. Kata Kunci: kemiskinan, single linkage, average linkage, metode elbow, rasio ragam.