TY - THES PB - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya AV - public N2 - Bahasa isyarat merupakan bentuk komunikasi non-verbal yang dilakukan oleh penyandang tunarungu. Penyandang tunarungu merupakan khlayak yang memiliki gangguan dalam pendengarannya, baik secara keseluruhan ataupun sebagian. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.32 Tahun 2002 Pasal 39 ayat 3 Tentang Penyiaran yang berbunyi : ?Bahasa isyarat dapat digunakan dalam acara tertentu untuk khalayak tunarungu? tersebut menandakan bahwa Bahasa Isyarat atau SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia) yang merupakan bahasa legal keluaran pemerintah maupun Bisindo (bahasa isyarat yang digunakan sehari-hari) dapat digunakan dalam program siaran televisi guna memenuhi kebutuhan informasi khalayak tuli sehingga mereka dapat setara dengan khalayak normal. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan dua variabel bebas (X1) yaitu siaran berita nasional (X2) bahasa isyarat dan satu variabel terikat (Y) yaitu penggunaan bahasa isyarat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah siaran berita nasional dapat memberikan kualitas berita, tampilan kemasan berita dan kualitas penyiaran, mengetahui bahasa isyarat pada siaran berita nasional, mengetahui penggunaan bahasa isyarat, menganalisis siaran berita nasional terhadap penggunaan bahasa isyarat bagi Komunitas DPC Gerakan Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (GERKATIN) di Kota Bogor, dan menganalisis bahasa isyarat terhadap penggunaan bahasa isyarat bagi Komunitas DPC Gerakan Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (GERKATIN) di Kota Bogor. Penelitian ini dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada teman tuli Komunitas DPC Gerakan Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (GERKATIN) di Kota Bogor melalui gform. Peneliti mengolah data penelitian menggunakan software IBM Statistic SPSS 25. Hasil yang didapat adalah X1 berpengaruh pada Y (sig. 0,008 ? 0,05 dan t hitung 2,683 ? 1,978) yang artinya hipotesis 1 diterima karena siaran berita nasional tersebut, memiliki kualitas isi berita, tampilan kemasan berita dan kualitas penyiaran yang dapat menarik perhatian khalayak teman tuli. X2 berpengaruh pada Y (sig. 0,000 ? 0,015 dan t hitung 9,015 ? 1,978) yang artinya hipotesis 2 diterima karena pembentukan pemahaman isyarat anak tunarungu, mengungkapkan pesan melakui bahasa isyarat (ekspresif), dan menerima pesan dari bahasa isyarat (reseptif) yang berfungsi sebagai penentu atau pembeda makna dapat membantu khalayak teman tuli memahami informasi berita yang disampaikan oleh juru bahasa isyarat. Secara bersamaan X1 dan X2 berpengaruh signifikan terhadap Y (Sig. 0,000 ? 0,05 dan f hitung 123,672 ? 3,06). Hasil peneliti menunjukan bahwa variabel bebas (X1 dan X2) berpengaruh sebesar 64,7% terhadap variabel terikat (Y) dan sisanya 35,3% dipengaruhi variabel lainnya Y1 - 2024/11/24/ EP - 169 UR - http://eprints.unpak.ac.id/9234/ A1 - Siagian, Anni Talenta Tri Ananda A1 - Satriani, Imani A1 - Cahyaningrum, Qoute Nuraini A1 - Nugroho, Prasetyo Adi ID - eprintsunpak9234 TI - Efektivitas Penggunaan Bahasa Isyarat pada Siaran Berita Nasional bagi Komunitas DPC Gerakan Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (GERKATIN) di Kota Bogor M1 - Skripsi ER -