Alrianto Nooril, Arif and Siswajanthy, Farahdinny and Mursini, Anyuta (2020) Analisis Keabsahan Pembatalan Sepihak Perjanjian Pembagian Harta Bersama Yang Telah Di Waarmerking (Studi Kasus Putusan No 278 /Pdt.G/2013/PA.Bgr). Skripsi thesis, Universitas Pakuan.
Text
Cover.pdf Download (343kB) |
|
Text
Lembar Pengesahan.pdf Download (478kB) |
Abstract
Pada era modern sekarang ini, khususnya di Indonesia sangat sering terjadi di masyarakat sebab hal ini timbul karena salah satu pihak ingin menguasai atau mendapatkan keuntungan yang lebih dari hasil jual beli. Pada kasus ini seorang istri ingin menguasai serta ingin mendapatkan keuntungan lebih. Kasus ini terjadi karena salah satu pihak melakukan waarmerking di notaris yang dimana waarmerking ini digunakan oleh pihak istri untuk memperoleh keuntungan setelah bercerai dengan si suami, namun pada kasus ini istri melakukan hal tersebut saat masih dalam ikatan perkawinan yang dimana diatur dalam undang-undang perkawinan, bahwa harta bersama diperoleh ketika perkawinan itu berlangsung, sehingga si suami tersebut merasa curiga karena si istri yang membeli sebidang tanah ini itu dengan atas nama isti sendiri tanpa ada pihak suami. Oleh karena itu suami menggugat si istri karena melakukan tindakan yang menguntungkan sepihak. Pada saat perkawinan berlangsung, seorang suami dan istri memiliki ruko yang digunakan untuk berbisnis dan disewakan untuk orang lain. Pada tahun 2009 keluarga ini mengalami kekurangan ekonomi, sehingga pihak suami maupun istri tersebut terpaksa menjualkan ruko tersebut yang tujuan awalnya digunakan untuk membayar utang bersama, akan tetapi di sisi lain hasil dari keuntungan tersebut digunakan untuk hal lain yang tidak berkaitan dengan membayar hutang bersama. Pada 5 Oktober 2013, terjadilah perceraian yang melibatkan suami, istri, serta anak-anaknya yang dimana pada perceraian tersebut terjadi pembagian harta bersama yang harus dibagi ke masing-masing pihak. Akan tetapi ada salah satu surat yang sudah di waarmerking ini telah terdaftar di notaris yang ditandatangani oleh pihak istri. Dalam hal ini pembatalan sepihak dilakukan oleh suami karena suami merasa dirugikan oleh istri, maka dari itu pihak suami menggugat istri di Pengadilan Agama Bogor yang bertujuan untuk membatalkan surat di bawah tangan yang sudah dicatatkan oleh notaris. Pada persidangan yang dilangsungkan oleh pihak suami dan istri yang memutus untuk membatalkan sertifikat tersebut karena sertifikat tersebut dilakukan hana karena keuntungan semata. Pada persidangan, seorang hakim harus bersikap adil dalam menyelesaikan perkara harta bersama ini, sebab besar kemungkinan harta bersama akan gampang dipalsukan oleh salah satu pihak dikemudian hari. Kesimpulan dari kasus ini kita bisa lihat bahwa kasus ini merupakan kasus yang kecil dan hanyak pihak-pihak terkait saja yang terlibat, walaupun begitu kasus ini tetap harus diselesaikan sebab ada harta warisan yang dimana harta tersebut dapat diwariskan kepada anak-anaknya dikemudian hari. Saran dari kasus ini adalah janganlah memalsukan dokumen-dokumen penting, sebab jika dokumen tersebut ditanyakam keabsahannya, maka akan gampang dibatalkan dipengadilan.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | Fakultas Hukum > Hukum Perdata > Harta Bersama Fakultas Hukum > Hukum Perdata > Pembagian Harta Fakultas Hukum > Hukum Perdata > Pembatalan Sepihak Fakultas Hukum > Hukum Perdata > Waarmerking Fakultas Hukum > Hukum Perdata > Hukum Perjanjian |
Divisions: | Fakultas Hukum > Ilmu Hukum |
Depositing User: | PERPUSTAKAAN FAKULTAS HUKUM UNPAK |
Date Deposited: | 15 Oct 2022 02:57 |
Last Modified: | 15 Oct 2022 02:57 |
URI: | http://eprints.unpak.ac.id/id/eprint/4496 |
Actions (login required)
View Item |